Kepeloporan seni modern yang telah ditegakkan oleh ketiga tokoh seniman Post Impresionisme memberikan dampak yang kuat terhadap para pengikutnya. Paul Cezanne banyak mengubah alam menjadi obyek yang baru, dengan mendeformasinya menjadi bentuk-bentuk geometris. Pada karyanya The Bathers, kita bisa menyaksikan bagaimana Cezanne berupaya untuk mengubah bentuk wanita-wanita dalam sosok (figur) yang tidak anatomis. Ada upaya mengembalikan bentuk alam itu kepada bentuk dasar geometris, walaupun tidak sepenuhnya. Dasar metode pelukisan obyek seperti itu (gaya Cezanne) akan mengilhami proses kebentukan seni Kubisme yang dikembangkan oleh Picasso dan Braque.
Seperti dikemukakan di atas, bahwa sumber kelahiran Kubisme disebabkan oleh adanya gejala pada karakteristik lukisan para seniman yang berusaha untuk mengubah bentuk alam menjadi bentuk seni dengan pendekatan deformasi dan geometrisasi. Nama Kubisme pada gaya / aliran seni rupa ini diungkapkan oleh para kritikus seni, yang khususnya ditujukan kepada pelukis Pablo Picasso dan George Braque yang mulai tumbuh sekitar tahun 1907 (Thomas, Denis, 1981:48). Untuk pertama kalinya istilah Kubisme dicetuskan sebagai gerakan seni (yang dipublikasikan kepada penikmat umum) yaitu pada pameran Salon des Independents tahun 1911.
Istilah Kubisme bukan berarti bahwa lukisan itu terdiri dari bentuk-bentuk kubus (Inggris: Cubes), tetapi merupakan ―… a certain approach to the problem of painting a three-dimensionall world on a two-dimensional surface‖ (Sylvester, 1993:225). Teori dalam lukisan Kubisme menitikberatkan kepada pendekatan melukis bentuk dan benda yang berdimensi tiga pada bidang lukisan yang datar. Maka pelukis Kubisme berusaha mengembalikan bentuk benda-benda kepada bentuk dasarnya, yaitu bentuk geometris.
Picasso tumbuh dan berkembang sebagai pelukis Kubisme, selain dipengaruhi aspek kebentukan karya Cezanne, tetapi juga dipengaruhi bentuk-bentuk patung Negro Afrika dan patung antik Iberia di Louvre. Ketertarikannya pada karya seni primitif, bukan karena kemewahan bentuknya, tetapi justru karena lekukan bentuknya yang sederhana.
Pada awalnya Picasso sangat jelas memperlihatkan pengaruh Cezanne dan patung primitif. Untuk hal ini kita bisa melihat karya yang mengejutkan yaitu Les Demoiselles d‟Avignon.
Pada beberapa lukisannya, pengaruh Cezanne terasa sekali terutama pada pencapaian kesan ruang dan volume. Sebab azimat Cezanne cukup kuat dipegang oleh pengikutnya, yang dipublikasikan sekitar tahun 1907, yang berbunyi, ―Deal with nature by means of the cylinders, the sphere, the cubes.”(Sylvester, 1993:256).
Baca Juga:
Patung primitif Negro Afrika dan patung Iberia diserap pelukis Kubisme dalam hal pelukisan beberapa unsur kebentukan (misalnya bagian-bagian dari kepala) dan pada Kubisme awal, warna pun mempengaruhinya. Kita bisa lihat pada Kubisme awal dan Kubisme analitik, lebih banyak lukisan yang monokromatik. Atau dengan kata lain aspek warna tidak begitu ditonjolkan seperti pada patung primitif. Untuk memperjelas jalinan pemikiran sumber kelahiran Kubisme, dapat digambarkan melalui bagan berikut ini:
Bagan I:
Bagan II:
Seperti dikemukakan di atas, bahwa sumber kelahiran Kubisme disebabkan oleh adanya gejala pada karakteristik lukisan para seniman yang berusaha untuk mengubah bentuk alam menjadi bentuk seni dengan pendekatan deformasi dan geometrisasi. Nama Kubisme pada gaya / aliran seni rupa ini diungkapkan oleh para kritikus seni, yang khususnya ditujukan kepada pelukis Pablo Picasso dan George Braque yang mulai tumbuh sekitar tahun 1907 (Thomas, Denis, 1981:48). Untuk pertama kalinya istilah Kubisme dicetuskan sebagai gerakan seni (yang dipublikasikan kepada penikmat umum) yaitu pada pameran Salon des Independents tahun 1911.
Istilah Kubisme bukan berarti bahwa lukisan itu terdiri dari bentuk-bentuk kubus (Inggris: Cubes), tetapi merupakan ―… a certain approach to the problem of painting a three-dimensionall world on a two-dimensional surface‖ (Sylvester, 1993:225). Teori dalam lukisan Kubisme menitikberatkan kepada pendekatan melukis bentuk dan benda yang berdimensi tiga pada bidang lukisan yang datar. Maka pelukis Kubisme berusaha mengembalikan bentuk benda-benda kepada bentuk dasarnya, yaitu bentuk geometris.
Picasso tumbuh dan berkembang sebagai pelukis Kubisme, selain dipengaruhi aspek kebentukan karya Cezanne, tetapi juga dipengaruhi bentuk-bentuk patung Negro Afrika dan patung antik Iberia di Louvre. Ketertarikannya pada karya seni primitif, bukan karena kemewahan bentuknya, tetapi justru karena lekukan bentuknya yang sederhana.
Pada awalnya Picasso sangat jelas memperlihatkan pengaruh Cezanne dan patung primitif. Untuk hal ini kita bisa melihat karya yang mengejutkan yaitu Les Demoiselles d‟Avignon.
Pada beberapa lukisannya, pengaruh Cezanne terasa sekali terutama pada pencapaian kesan ruang dan volume. Sebab azimat Cezanne cukup kuat dipegang oleh pengikutnya, yang dipublikasikan sekitar tahun 1907, yang berbunyi, ―Deal with nature by means of the cylinders, the sphere, the cubes.”(Sylvester, 1993:256).
Baca Juga:
Patung primitif Negro Afrika dan patung Iberia diserap pelukis Kubisme dalam hal pelukisan beberapa unsur kebentukan (misalnya bagian-bagian dari kepala) dan pada Kubisme awal, warna pun mempengaruhinya. Kita bisa lihat pada Kubisme awal dan Kubisme analitik, lebih banyak lukisan yang monokromatik. Atau dengan kata lain aspek warna tidak begitu ditonjolkan seperti pada patung primitif. Untuk memperjelas jalinan pemikiran sumber kelahiran Kubisme, dapat digambarkan melalui bagan berikut ini:
Bagan I:
Bagan II:
Saat ini 0 comments :
Post a Comment