-->

Latar Belakang Minimal Art atau Seni Minimal

Saturday, May 7, 2016 : 5:05:00 PM

Gejolak tahun 1960-an dalam bidang seni, tampak cenderung sebagai reaksi atas ketimpangan yang melanda dunia. Masa sekitar tahun 1960-an merupakan masa lahir dan tenggelamnya musik rock, yang identik dengan gejolak kaum muda, juga seni Pop, untuk bidang seni rupa. Kelahiran seni Pop yang banyak mengangkat kritik sosial tersebut berpengaruh pada aliran-aliran yang muncul tidak lama berikutnya dan saling berpengaruh satu sama lainnya. Dua di antara aliran-aliran yang bermunculan tersebut adalah Seni Minimal dan Super-Realisme.

Latar Belakang

Surealisme merupakan sumber yang mempengaruhi gerakan Ekspresionisme Abstrak. Seni Pop melebihi kekuatan yang dimiliki Surealisme dan Dada. Kemudian seni Optik dan seni Kinetik ditemukan dalam eksperimen-eksperimen yang dilakukan di Bauhaus. Seni Minimal merupakan penggabungan dari pengaruh Dada dan Bauhaus. Seni Minimal merupakan bentuk seni yang kontroversial, karena sulit untuk dimengerti, sehingga selalu mendapat kritik keras dari kalangan kritikus. Kesulitan ini membuat rumit bagi pengamatnya karena gaya seni minimal merupakan penciptaan gagasan baru mengenai skala, ruang, pengisian ruang, bentuk dan obyek.

Seniman harus menyusun ulang hubungan antara seni sebagai obyek dan antara obyek dengan manusia. Perhatian seniman Minimal terutama pada ruang negatif, arsitektur, alam dan mekanisasi, yang semuanya itu memiliki karakter tersendiri.

Minimal Art diawali dari epistemologi Kubisme yang berlaku sebagai komitmen terhadap kemurnian yang nyata, ketegasan konsep, keharafiahan dan kesederhanaan. Penafsiran Kubisme yang tidak terbatas menciptakan suatu kesan keseimbangan yang sempurna, dan suatu visualisasi yang simetris, tidak pernah menyimpang dari bidang dasar gambar yang direncanakan secara kaku. Unit-unit yang monoton yang menghasilkan aturan modul yang berarti sangat bertolak belakang dengan kebebasan. Jika kita perhatikan pernyataan Frank Stella, bahwa : Apabila Lukisan harus mempunyai susunan yang rumit, seperti Ekspresionisme Abstrak atau Surealisme, maka seoorang yang tidak mahir dan terbiasa melukis akan mengalami kesulitan untuk melukis, sehingga dia akan mencobba untuk menyederhanakannya.

Pada tahun 1913 Malevich menempatkan karya berbentuk bujur sangkar hitam di tanah putih yang dinyatakan bahwa: seni tidak lagi dimaksudkan untuk melayani agama dan negara, seni tidak lagi lagi dipergunakan untuk menggambarkan tatakrama, seni tidak ingin lagi berurusan dengan hal-hal itu, dan percaya seni memiliki eksistensi tersendiri. Seni bukan untuk mempertahankan masalah pengabdian pada negara dan agama, bukan pula untuk melestarikan sejarah. Dan bukan untuk berpikir lebih jauh, berbuat sesuatu dengan obyek dan meyakini bahwa tindakan ini ada dalam dirinya seperti tanpa dipikirkan. Menurut Malevich, tahun munculnya persegi ini merupakan supremasi dasar yang tak akan pernah dijumpai dalam kenyataan. Suprematisme muncul selama dekade kedua abad ini di Rusia yang merupakan karya seni yang benar-benar abstrak dan berdiri sendiri, seperti halnya konstruktivisme. Suprematisme juga menggunakan rasionalisme dan cara berpikir sistematis pada saat menilai suatu benda, yaitu: Posisi estetika yang konstruksi suatu objeknya akan menunjuk pada bentuk geometri yang jelas dan dekat.

Patung dihasilkan dengan kemurnian model matematika , dan perkembangan teknologi modern muncul melahirkan kesadaran seni. Pendapat Tatlin untuk mengolah ruang nyata (real space) dan materi nyata (real materials) benar-benar dijadikan sebagai sumber atau titik permulaan pada tahun 1960-an di Amerika untuk jenis patung baru yang memiliki kekhususan dan kekuatan material yang aktual, warna-warna yang nyata dan ruang nyata, dan patung-patung yang akan mengestetikkan teknologi pada suatu tingkat yang oleh Tatlin sendiri tidak dapat dibayangkan. Pada tahun 1964, Flavin menghasilkan sebuah patung neon yang diberi nama Monumen for V. Tatlin. Patung ini berwujud rupa tube neon yang tidak diukir maupun dikonstruksi dalam bentuuk apapun oleh seniman, dan muncuil bukan untuk melambangkan sesuatu. Patung ini sematamata ada, merupakan suatu obyek yang gemerlapan sebagaimana adanya.

Para penganut Minimalisme mengajarkan kepercayaan kepada para pengikut Mondrian bahwa seni harus benar-benar dapat dipahami oleh pikiran sebelum diwujudkan menjadi karya seni. Seni merupakan suatu kekuatan di mana pikiran dapat menentukan nilai rasional suatu benda. Menurut Minimalisme benda yang benar-benar tidak dapat ditentukan oleh seni disebut self expression.

Para penganut Minimalisme memperkenalkan kubus epistemologi kepada perubahan lukisan Heraclitean dan tampil apa adanya, untuk sejumlah keputusan yang akan diterima oleh umum. Kubus tampil sebagai sebuah komitmen untuk memurnikan konsep, kejelasan, dan kesederhanaan. Dalam menafsirkan kubus dalam jumlah tertentu, mereka menggunakan impresi ekuilibrium yang sempurna, dan menghasilkan simetri visual yang tidak menyimpang dari batas-batasnya. Jelas dalam hal tertentu, secara metodologis, Minimalisme merupakan suatu kebalikan nilai-nilai yang tegas yang telah digunakan oleh generasi Abstrak-ekspresionisme yang terdahulu. Namun Minimalisme telah berhasil dalam cakupan penciptaan patung, berbeda dengan Abstrak-ekspresionisme yang hanya berhasil dalam penciptaan seni lukis.

Yang mendorong lahirnya Minimal Art, pada awalnya bersumber dari seni lukis dua dimensional. Bertujuan untuk membalikkan nilai-nilai yang mapan dari seni generasi sebelum Ekspresionisme Abstrak, tetapi kemudian berkembang menjadi tujuan seni tiga dimensi yaitu untuk menyusun ulang penataan seni patung dalam susunan yang benar menurut kriteria visual. Pada saat itu Ekspresinisme Abstrak kurang terkait dengan gaya seni patung. Dan ekspresionisme abstrak hanya sukses pada seni lukis yang bersifat dua dimensi.

Cikal bakal Minimal Art sebagai estetika baru dimulai ketika Frank Stella beserta kawan-kawanya berpameran dalam tema Sixteen American‟ di Museum Moderen Art pada tahun 1959. Stella memamerkan bidang kosong yang tidak berisi apa-apa kecuali garis - garis halus. Karya ini berupa garis-garis yang dilukis dengan menggunakan email hitam langsung dari kaleng, kemudian disusun membentuk garis-garis lurus atau pola-pola silang. Lukisan tersebut tanpa ada apa-apa kecuali hanya keteraturan yang diwujudkan dalam komposisi garis-garis kaku dan impersonal. Stella menegaskan bahwa ada dua persoalan yang harus diutarakan sebelum asumsi Ekspresionisme Abstrak diperdebatkan. Pertama, yaitu mengenai ruang spasial dan kedua metodologinya. Sebenarnya Minimal Art dan Pop Art secara bersamaan muncul sebagai dua aliran yang menawarkan suatu konsep alternatif. Pembaharuan ini bermula dari Inggris sekitar tahun 1952, yang melibatkan seniman-seniman negara Eropa lainnya, kemudian secara luas diperhatikan oleh para seniman Amerika tahun 1960-an.

Gaya seni yang bekaitan dengan Minimal Art, menurut Gablik antara lain Suprematisme, Konstruktivisme, Manifesto Vladimir Tatlin, Manifesto Piet Mondrian yang dapat diterangkan sebagai berikut :

a) Pengaruh Suprematisme : Suprematisme yang dicetuskan oleh Kasimir Malevich merupakan dasar-dasar seni sekuler yang terlepas ddari tujuan kegunaan dan fungsi ideologisnya. Konsep Malevich yang dinyatakan pada tahun 1941, merupakan awal munculnya bentuk persegi empat‟ sebagai elemen dasar yang disebut suprem‘ , sebagai temuan yang belum ada di alam.
b) Konstruktivisme. Konstruktivisme yang menganut konsep berpikir rasional dan matematis, merupakan gerakan yang menyatakan Estetika sebuah obyek di dalam suatu konstruksi akan mendekati geometri.‘
c) Pengaruh Vladimir Tatlin. Tatlin dengan konsep ruang dan material yang nyata‘ merupakan awal dari berbagai seni patungg baru di Amerika pada tahun 1960-an, yang memiliki ketegasan dan kekuatan material yang sesungguhnya, dan suatu tingkat keindahan teknologi.
d) Piet Mondrian. Piet Mondrian sebagai tokoh De Stijl menyakini bahwa karya seni dapat dipahami secara sempurna dengan pemikiran‘ sebelum berkarya.

Mondrian pada tahun 1921 menghasilkan karya berupa komposisi bentukbentuk persegi empat dengan warna merah, biru, kuning dan putih.

Demikian pula bagi artis Minimal Art seperti apa yang dinyatakan Mondrian, sebagaimana menurut kaum Minimalis, bahwa seni merupakan kekuatan dari pikiran yang dapat menentukan cara-cara pembuatan yang rasional terhadap benda, sesuatu yang memiliki ekspresi sendiri bukanlah seni. Hal ini merupakan perlawanan terhadap gaya yang berkembang pada saat itu yaitu Ekspresionisme Abstrak, yang mengutamakan emosi subyektif yang banyak dianut Amerika -pada tahun sekitar 1950-an.

Saat ini 0 comments :