Orang Kamoro di Papua memiliki berbagai jenis kemampuan dalam berkesenian, salah satunya wemawe. Wemawe, patung berwujud figur manusia yang dipahat dengan formasi bulat. Ukurannya bermacam-macam, ada yang kecil setinggi 30 cm, bahkan ada yang mencapai 3 meter. Semakin besar ukuran patungnya, maka akan semakin besar diameter kayu yang digunakan.
Awalnya wemawe menggambarkan figur leluhur orang Kamoro. Beberapa wemawe diberi nama sesuai orang-orang yang telah lama atau baru meninggal. Selain untuk mengenang para pendahulu mereka, wemawe dipercaya akan memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, kekuatan jahat, kesialan, dan hal-hal negatif lainnya bagi anak keturunannya.
Setiap ukuran wemawe memiliki cerita tersendiri. Biasanya cerita tersebut terkait dengan kehidupan orang yang digambarkan dalam ukiran tersebut. Umumnya wemawe dibuat dengan kepala rata (erakandata), namun ada juga yang dibuat dengan tambahan perhiasan kepala bagi leluhur yang sepanjang hidupnya menjadi pemimpin adat atau budaya. Ada pula wemawe o’bitoro yang memiliki kepala runcing, atau mamakoro yang memakai mbikao.
Baca Juga: Seni Patung Nias dengan Budayanya yang Asli
Kini wemawe ukuran besar sudah digunakan untuk hiasan di luar ruangan, seperti yang terdapat di depan Hotel Rimba Papua, sudut jalan memasuki kompleks perumahan Kuala Kencana, bahkan dijadikan tugu di lapangan. Di beberapa tempat lain, wemawe disebut iwamapaku.
(Sumber: Kebudayaan Indonesia)
Awalnya wemawe menggambarkan figur leluhur orang Kamoro. Beberapa wemawe diberi nama sesuai orang-orang yang telah lama atau baru meninggal. Selain untuk mengenang para pendahulu mereka, wemawe dipercaya akan memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, kekuatan jahat, kesialan, dan hal-hal negatif lainnya bagi anak keturunannya.
Setiap ukuran wemawe memiliki cerita tersendiri. Biasanya cerita tersebut terkait dengan kehidupan orang yang digambarkan dalam ukiran tersebut. Umumnya wemawe dibuat dengan kepala rata (erakandata), namun ada juga yang dibuat dengan tambahan perhiasan kepala bagi leluhur yang sepanjang hidupnya menjadi pemimpin adat atau budaya. Ada pula wemawe o’bitoro yang memiliki kepala runcing, atau mamakoro yang memakai mbikao.
Baca Juga: Seni Patung Nias dengan Budayanya yang Asli
Kini wemawe ukuran besar sudah digunakan untuk hiasan di luar ruangan, seperti yang terdapat di depan Hotel Rimba Papua, sudut jalan memasuki kompleks perumahan Kuala Kencana, bahkan dijadikan tugu di lapangan. Di beberapa tempat lain, wemawe disebut iwamapaku.
(Sumber: Kebudayaan Indonesia)
Saat ini 0 comments :
Post a Comment