Kinetic Art adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti seni gerak‘. Secara etimologi kinetic berasal dari kata „kinesis‟ (bahasa Yunani) yang berarti gerakan; atau kinetikos‟ yang berarti bergerak. Tapi tak semua seni yang melibatkan gerakan bisa dikatakan „Kinetic Art‟. Sebenarnya sejak lama para seniman telah tertarik untuk menggambarkan gerakan. Misalnya atlit yang berlari, kuda yang berlari cepat, singa yang menerkam mangsanya dan sebagainya. Namun demikian Kinetic Art adalah suatu gaya seni yang relatif baru saja muncul dalam pertengahan abad keduapuluh ini. Sebab selain yang dimaksudkan dengan Kinetic Art tidak sesederhana yang disebutkan di atas, karena seniman Kinetic pada dasarnya lebih tertarik pada gerak itu sendiri daripada obyek yang digambarkan bergerak.
Artinya perbedaan penggambaran antara gerak dan gerak sebenarnya tidak cukup untuk membedakan Seni Kinetik dari bentuk seni lain yang melibatkan gerak. Tidak semua karya yang bergerak disebut Kinetik, dan tidak semua karya kinetik itu bergerak. Dalam arti yang lebih tepat , Kinetic memiliki kualitas yang khusus. Setidaknya demikian pendapat Cyril Barret (1981) dalam Nikos Stangos (Concepts of Modern Art). Efek dari seni kinetik juga dapat dihasilkan oleh penonton yang bergerak di sekitar karya atau oleh sentuhan dan perlakuan penonton.
Latar Belakang
Menurut Barret, sejarah Kinetic Art dapat ditelusuri kembali sejak berkembangnya gaya Futurisme atau pernyataan gerakan futuris yang mengandung bibit-bibit konsep seni kinetik, sebagai berikut: Kita tidak boleh lupa… bahwa kedahsyatan dari baling-baling atau turbin sebuah propeler, semuanya plastis dan unsur piktorial yang menjadi perhitungan kaum futuris”.
Kemudian Barret mengutip pernyataan kaum futuris yang lain :
“Raungan mobil yang nampak seolah-olah melaju seperti peluru meriam lebih indah daripada Victory of Samothrace. Kami menyatakan bahwa kemegahan dunia telah diperkaya dengan keindahan baru : keindahan dari kecepatan.” Dan lagi pula : “Gerakan dan cahaya menghancurkan sifat materil dari benda.”
Manifesto atau pernyataan dari kaum futuris ini merupakan konsep yang lebih merupakan kata-kata belaka, yang belum lagi sampai kepada penggambarannya sebagaimana yang kita temukan pada seni kinetik yang sebenarnya.
Pada beberapa lukisan Futurisme menggambarkan gerakan dalam cara tidak langsung. Bukannya menggambarkan obyek yang sedang bergerak, mereka menggambarkan suatu obyek yang akan terlihat oleh pengamat yang sedang bergerak; misalnya sebuah jalan yang terlihat dari suatu pesawat yang terbang rendah atau dari mobil yang sedang melaju cepat. Dalam hal ini para Futurist sekedar mengembangkan gagasan yang tersembunyi dalam karya Cezanne dan tersirat dalam Kubisme, yaitu yang menggambarkan suatu obyek seperti terlihat jika diamati dari sudut pandang seorang pengamat yang berjalan mengelilinginya dan bukan dari sudut pandang seorang pengamat yang diam. Tetapi ini hanyalah gambaran dari gerakan. Gerakan itu sendiri tidak masuk secara langsung ke dalam komposisi karya tersebut. Hal ini secara teknis bukan Seni Kinetik (Kinetic Art).
Gagasan pemikiran Seni Kinetik pertama-tama muncul di Rusia pada tahun-tahun awal seusai Perang Dunia I. Meskipun sejumlah seniman seperti Tatlin, Rodchenko, Gabo dan Pevsner menggeluti pemikiran itu secara terus-menerus, ekspresi yang paling jelas dan paling kuat ditemukan dalam Realistic Manifesto yang diterbitkan gabo dan Pevsner pada bulan Agustus 1920. Dalam manifesto itu mereka mengkritik Futurisme (yang diminati banyak orang di Rusia) atas kelemahan-kelemahan yang telah ditujukan: Sudah jelas bagi kita bahwa rekaman grafis sederhana dari rangkaian foto dari suatu gerakan itu sendiri‖. Kemudian dalam bahasa yang tidak sama dalam manifesto futurist, mereka mencela seni masa lalu dan memproklamasikan suatu seni dinamis baru yaitu seni Kinetic Rythms Arta. Kita tinggalkan kesalahan Mesir Kuno dalam seni selama ribuan tahun yang menganggap ritme statis sebagai satu-satunya unsur dalam seni gambar, yaitu ritme kinetis sebagai bentuk dasar dari perasaan kita pada waktu yang nyata.
Gabo memperkuat pernyataan ini 30 tahun kemudian: Seni rupa yang konstruktif bukanlah hanya tiga dimensi melainkan empat dimensi, sepanjang kita mencoba membawa unsur waktu ke dalamnya. Dengan waktu saya maksudkan gerakan, ritme, irama: yaitu gerakan aktual maupun yang dibuat-buat (ilusif) yang ditanggapi lewat alur garis-garis dan bentuk-bentuk dalam seni rupa maupun lukisan. Menurut hemat saya, ritme dalam suatukarya seni sama pentingnya dengan ruang (space), struktur dan imaji (kesan).
Gabo dan Pevsner membayangkan suatu bentuk seni rupa di mana gerakan akan mendapat tempat sejajar dengan struktur, ruang dan image, tetapi tidak menjadi unsur utama. Mereka tidak bermaksud menggantikan seni rupa tradisional dengan tari balet yang bersifat mekanis. Mereka tidak meninggalkan bagian penting dari seni rupa, yaitu konstruksi dalam ruang.
Yang mereka kesampingkan adalah massa. Rekayasa teknik, kata mereka, telah menunjukkan bahwa kekuatan tubuh tidak tergantung pada massa; tetapi para seniman tidak menyadari atau mengambil keuntungan dari hal itu. Anda para senirupawan masih mengikuti anggapan lama banyak volume tidak bisa dipisahkan dari massa. tetapi kita bisa mengambil, misalnya empat permukaan rata dan membentuknya menjadi volume yang sama tanpa massa adalah dengan menguraikanya dengan permukaan-permukaan rata atau jaringan kawat seperti yang dilakukan Gabo dan Pevsner dalam konstruksi mereka. tetapi hasilnya bersifat statis, meskipun sugesti gerakan dapat disampaikan secara optik dengan memilin permukaan itu dan melalui ketegangan kabel-kabel tersebut. George Rickey telah menggambarkan jenis konstruksi ini sebagai pernyataan statis atas peristiwa kinetis‖. Cara lain menghasilkan efek yang sama adalah dengan gerakan.
Sebagai bukti adanya gerakan, kita hanya perlu mengambil sepotong tali dengan sebuah pemberat diikatkan pada ujungnya dan memutarkannya dengan cepat. Pada saat putarannya bertambah cepat, tali itu kelihatan padat, seperti sebuah kerucut. Tali yang sedang bergerak itu membentuk suatu wilayah ruang tertentu, menciptakan suatu bentuk atau imaji (kesan bentuk) dalam ruang dan karenanya memenuhi ciri esensial dari karya seni rupa. Suatu karya yang dapat berpindah (ada unsur mobilitas) sebagai bukti karya seni kinetik menciptakan suatu bentuk dalam ruang gerakan. Tidaklah penting bahwa bentuk itu harus nampak padat, cukuplah bila obyek yang sedang bergerak itu memperlihatkan garis bentuk (outline) dan menegaskan suatu ruang tertentu dan bahwa sebagian bentuk atau imaji itu harus muncul sebagai hasil dari gerakan.
Karya yang pertama kali memenuhi persyaratan tadi adalah Kinetic Construction karya Gabo pada tahun 1920. Karyanya terdiri dari suatu tangkai logam yang bergetar yang digerakkan oleh motor. Pada saat tangkai itu bergetar terbentuklah sebuah gelombang, bentuknya ramping dan tembus cahaya seperti vas bunga yang ringan dan rapuh. Gabo berharap dapat berkembang maju dari awal yang sederhana ini kepada bentuk kinetik yang lebih kompleks. Tetapi dia tidak puas dengan ketidakpraktisan motor listrik sebagai sumber tenaga. Pada tahun 1922 dia membuat sebuah gambar, Design for a Kinetic Construction‖, yang tidak pernah terwujud. Dan sesudah itu karena kekurangan alat teknis dalam menjalankan proyeknya malah berubah menjadi sebuah konstruksi statis.
Baca Juga: Istilah dan Sejarah Optical Art atau Seni Optik
Tak sampai 10 tahun kemudian karya penting seni Kinetik dibuat, yaitu Light Machine atau Light Space Machine karya Laszlo Moholy-Nagy. Walau Gabo tak menyebutkannya, cahaya berperan penting dalam memberi efek seni rupa pada karyanya Kinetic Construction; pantulan cahaya dari permukaan logam menciptakan kesan benda padat. Moholy-Nagy sangat sadar akan pentingnya cahaya dalam konstruksi mekanik. Cahaya tidak saja bermain pada bagian logam dari mesinnya, tetapi juga memberi unsur seni rupa baru pada karya itu. Pada saat bagian yang bergerak membentuk dan menegaskan wilayah ruang lingkup tertentu, maka cahaya menyapu dan mencakup ruang di sekeliling mesin; jadi cahaya meliputi lingkungan. Ide penggunaan cahaya dan seni lingkungan adalah salah satu yang paling berhasil dalam keseluruhan bidang seni kinetik dan yang paling dieksploatasi saat ini.
Pada bagian teori Moholy-Nagy juga memberi kontribusi penting. Dalam manifesto yang dikeluarkan bekerjasama dengan Alfred Kemeny pada tahun 1922 dia membahas efek seni Kinetiik terhadap penonton. Di depan suatu karya seni Kinetik, penonton menjadi partner aktif -dengan kemampuan yang berkembang sesuai dengan kemampuannya-. Dalam seni kinetik, komposisi tidaklah diberikan semuanya secara sekaligus, tetapi Moholy-Nagy menganggap karya-karyanya sekadar alat eksperimental dan demonstratif. Dia meramalkan suatu saat penonton akan berpartisipasi dalam formasi karya itu sendiri. Dalam hal ini Moholy-Nagy juga mengantisipasi perkembangan yang terjadi dewasa ini, yaitu dengan partisipasi penonton.
Artinya perbedaan penggambaran antara gerak dan gerak sebenarnya tidak cukup untuk membedakan Seni Kinetik dari bentuk seni lain yang melibatkan gerak. Tidak semua karya yang bergerak disebut Kinetik, dan tidak semua karya kinetik itu bergerak. Dalam arti yang lebih tepat , Kinetic memiliki kualitas yang khusus. Setidaknya demikian pendapat Cyril Barret (1981) dalam Nikos Stangos (Concepts of Modern Art). Efek dari seni kinetik juga dapat dihasilkan oleh penonton yang bergerak di sekitar karya atau oleh sentuhan dan perlakuan penonton.
Latar Belakang
Menurut Barret, sejarah Kinetic Art dapat ditelusuri kembali sejak berkembangnya gaya Futurisme atau pernyataan gerakan futuris yang mengandung bibit-bibit konsep seni kinetik, sebagai berikut: Kita tidak boleh lupa… bahwa kedahsyatan dari baling-baling atau turbin sebuah propeler, semuanya plastis dan unsur piktorial yang menjadi perhitungan kaum futuris”.
Kemudian Barret mengutip pernyataan kaum futuris yang lain :
“Raungan mobil yang nampak seolah-olah melaju seperti peluru meriam lebih indah daripada Victory of Samothrace. Kami menyatakan bahwa kemegahan dunia telah diperkaya dengan keindahan baru : keindahan dari kecepatan.” Dan lagi pula : “Gerakan dan cahaya menghancurkan sifat materil dari benda.”
Manifesto atau pernyataan dari kaum futuris ini merupakan konsep yang lebih merupakan kata-kata belaka, yang belum lagi sampai kepada penggambarannya sebagaimana yang kita temukan pada seni kinetik yang sebenarnya.
Pada beberapa lukisan Futurisme menggambarkan gerakan dalam cara tidak langsung. Bukannya menggambarkan obyek yang sedang bergerak, mereka menggambarkan suatu obyek yang akan terlihat oleh pengamat yang sedang bergerak; misalnya sebuah jalan yang terlihat dari suatu pesawat yang terbang rendah atau dari mobil yang sedang melaju cepat. Dalam hal ini para Futurist sekedar mengembangkan gagasan yang tersembunyi dalam karya Cezanne dan tersirat dalam Kubisme, yaitu yang menggambarkan suatu obyek seperti terlihat jika diamati dari sudut pandang seorang pengamat yang berjalan mengelilinginya dan bukan dari sudut pandang seorang pengamat yang diam. Tetapi ini hanyalah gambaran dari gerakan. Gerakan itu sendiri tidak masuk secara langsung ke dalam komposisi karya tersebut. Hal ini secara teknis bukan Seni Kinetik (Kinetic Art).
Gagasan pemikiran Seni Kinetik pertama-tama muncul di Rusia pada tahun-tahun awal seusai Perang Dunia I. Meskipun sejumlah seniman seperti Tatlin, Rodchenko, Gabo dan Pevsner menggeluti pemikiran itu secara terus-menerus, ekspresi yang paling jelas dan paling kuat ditemukan dalam Realistic Manifesto yang diterbitkan gabo dan Pevsner pada bulan Agustus 1920. Dalam manifesto itu mereka mengkritik Futurisme (yang diminati banyak orang di Rusia) atas kelemahan-kelemahan yang telah ditujukan: Sudah jelas bagi kita bahwa rekaman grafis sederhana dari rangkaian foto dari suatu gerakan itu sendiri‖. Kemudian dalam bahasa yang tidak sama dalam manifesto futurist, mereka mencela seni masa lalu dan memproklamasikan suatu seni dinamis baru yaitu seni Kinetic Rythms Arta. Kita tinggalkan kesalahan Mesir Kuno dalam seni selama ribuan tahun yang menganggap ritme statis sebagai satu-satunya unsur dalam seni gambar, yaitu ritme kinetis sebagai bentuk dasar dari perasaan kita pada waktu yang nyata.
Gabo memperkuat pernyataan ini 30 tahun kemudian: Seni rupa yang konstruktif bukanlah hanya tiga dimensi melainkan empat dimensi, sepanjang kita mencoba membawa unsur waktu ke dalamnya. Dengan waktu saya maksudkan gerakan, ritme, irama: yaitu gerakan aktual maupun yang dibuat-buat (ilusif) yang ditanggapi lewat alur garis-garis dan bentuk-bentuk dalam seni rupa maupun lukisan. Menurut hemat saya, ritme dalam suatukarya seni sama pentingnya dengan ruang (space), struktur dan imaji (kesan).
Gabo dan Pevsner membayangkan suatu bentuk seni rupa di mana gerakan akan mendapat tempat sejajar dengan struktur, ruang dan image, tetapi tidak menjadi unsur utama. Mereka tidak bermaksud menggantikan seni rupa tradisional dengan tari balet yang bersifat mekanis. Mereka tidak meninggalkan bagian penting dari seni rupa, yaitu konstruksi dalam ruang.
Yang mereka kesampingkan adalah massa. Rekayasa teknik, kata mereka, telah menunjukkan bahwa kekuatan tubuh tidak tergantung pada massa; tetapi para seniman tidak menyadari atau mengambil keuntungan dari hal itu. Anda para senirupawan masih mengikuti anggapan lama banyak volume tidak bisa dipisahkan dari massa. tetapi kita bisa mengambil, misalnya empat permukaan rata dan membentuknya menjadi volume yang sama tanpa massa adalah dengan menguraikanya dengan permukaan-permukaan rata atau jaringan kawat seperti yang dilakukan Gabo dan Pevsner dalam konstruksi mereka. tetapi hasilnya bersifat statis, meskipun sugesti gerakan dapat disampaikan secara optik dengan memilin permukaan itu dan melalui ketegangan kabel-kabel tersebut. George Rickey telah menggambarkan jenis konstruksi ini sebagai pernyataan statis atas peristiwa kinetis‖. Cara lain menghasilkan efek yang sama adalah dengan gerakan.
Sebagai bukti adanya gerakan, kita hanya perlu mengambil sepotong tali dengan sebuah pemberat diikatkan pada ujungnya dan memutarkannya dengan cepat. Pada saat putarannya bertambah cepat, tali itu kelihatan padat, seperti sebuah kerucut. Tali yang sedang bergerak itu membentuk suatu wilayah ruang tertentu, menciptakan suatu bentuk atau imaji (kesan bentuk) dalam ruang dan karenanya memenuhi ciri esensial dari karya seni rupa. Suatu karya yang dapat berpindah (ada unsur mobilitas) sebagai bukti karya seni kinetik menciptakan suatu bentuk dalam ruang gerakan. Tidaklah penting bahwa bentuk itu harus nampak padat, cukuplah bila obyek yang sedang bergerak itu memperlihatkan garis bentuk (outline) dan menegaskan suatu ruang tertentu dan bahwa sebagian bentuk atau imaji itu harus muncul sebagai hasil dari gerakan.
Karya yang pertama kali memenuhi persyaratan tadi adalah Kinetic Construction karya Gabo pada tahun 1920. Karyanya terdiri dari suatu tangkai logam yang bergetar yang digerakkan oleh motor. Pada saat tangkai itu bergetar terbentuklah sebuah gelombang, bentuknya ramping dan tembus cahaya seperti vas bunga yang ringan dan rapuh. Gabo berharap dapat berkembang maju dari awal yang sederhana ini kepada bentuk kinetik yang lebih kompleks. Tetapi dia tidak puas dengan ketidakpraktisan motor listrik sebagai sumber tenaga. Pada tahun 1922 dia membuat sebuah gambar, Design for a Kinetic Construction‖, yang tidak pernah terwujud. Dan sesudah itu karena kekurangan alat teknis dalam menjalankan proyeknya malah berubah menjadi sebuah konstruksi statis.
Baca Juga: Istilah dan Sejarah Optical Art atau Seni Optik
Tak sampai 10 tahun kemudian karya penting seni Kinetik dibuat, yaitu Light Machine atau Light Space Machine karya Laszlo Moholy-Nagy. Walau Gabo tak menyebutkannya, cahaya berperan penting dalam memberi efek seni rupa pada karyanya Kinetic Construction; pantulan cahaya dari permukaan logam menciptakan kesan benda padat. Moholy-Nagy sangat sadar akan pentingnya cahaya dalam konstruksi mekanik. Cahaya tidak saja bermain pada bagian logam dari mesinnya, tetapi juga memberi unsur seni rupa baru pada karya itu. Pada saat bagian yang bergerak membentuk dan menegaskan wilayah ruang lingkup tertentu, maka cahaya menyapu dan mencakup ruang di sekeliling mesin; jadi cahaya meliputi lingkungan. Ide penggunaan cahaya dan seni lingkungan adalah salah satu yang paling berhasil dalam keseluruhan bidang seni kinetik dan yang paling dieksploatasi saat ini.
Pada bagian teori Moholy-Nagy juga memberi kontribusi penting. Dalam manifesto yang dikeluarkan bekerjasama dengan Alfred Kemeny pada tahun 1922 dia membahas efek seni Kinetiik terhadap penonton. Di depan suatu karya seni Kinetik, penonton menjadi partner aktif -dengan kemampuan yang berkembang sesuai dengan kemampuannya-. Dalam seni kinetik, komposisi tidaklah diberikan semuanya secara sekaligus, tetapi Moholy-Nagy menganggap karya-karyanya sekadar alat eksperimental dan demonstratif. Dia meramalkan suatu saat penonton akan berpartisipasi dalam formasi karya itu sendiri. Dalam hal ini Moholy-Nagy juga mengantisipasi perkembangan yang terjadi dewasa ini, yaitu dengan partisipasi penonton.
Saat ini 0 comments :
Post a Comment